PAPUAInside.com, TEMBAGAPURA— Warga di Kampung Waa Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika kini dapat menikmati fasilitas air bersih dan lisrik.
PT Freeport Indonesia (PTFI) didukung kepala kampung, TNI-POLRI telah melakukan perbaikan infrasruktur air bersih dan instalasi listrik untuk warga yang mulai dikerjakan pada pertengahan tahun 2021 dan rampung Desember 2021 lalu.
Waa Banti merupakan sebuah kampung yang berlokasi 5 KM dari area operasi PTFI.

Warga sempat meninggalkan kampung tersebut pasca adanya gangguan keamanan, namun di awal tahun 2021 mereka kembali ke kampung yang berada di wilayah Distrik Tembagapura tersebut.
Saat awal mereka kembali ke kampung sempat mengalami kesulitan ketersediaan air bersih dan listrik akibat kerusakan fasilitas yang sudah ada sebelumnya.
“Freeport memberi perhatian dan mendukung pembangunan dan perbaikan fasilitas ini agar masyarakat tetap nyaman tinggal di kampung halamannya,” kata Nathan Kum, Vice President Sustainable Development PTFI.
Nathan Kum turut menyampaikan terima kasih kepada pemerintah setempat melalui kepala kampung yang telah membantu sosialisasi kepada warga sebelum pekerjaan dimulai, dan pihak TNI-POLRI yang telah membantu pengamanan selama pekerjaan berlangsung.
PTFI mengeluarkan biaya 500.000 USD atau lebih dari Rp 7 milyar untuk pembangunan dan perbaikan fasilitas air bersih dan listrik sepanjang pengerjaan tahun 2021 ini.
Nathan Kum mengungkapkan PTFI akan terus bersinergi bersama pemerintah daerah dalam hal meningkatkan kesejahteraan warga sekitar wilayah operasi perusahaan. “Kami berharap perbaikan fasilitas air bersih dan listrik ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di kampung Lembah Waa Banti,” kata Nathan.
Medan Berat dan Cuaca Menjadi Tantangan Berat Pekerjaan di Waa Banti

Upaya perbaikan infrastruktur air bersih di kampung Waa Banti, PTFI membuat sebuah dam (bak air) di daerah Opitogong yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari perkampungan warga. Pembuatan dam air ini tidak mudah karena berada di atas bukit dengan kondisi akses jalan yang terjal dan berlumpur. “Perjalanan para pekerja untuk sampai di dam tersebut membutuhkan minimal 1,5 jam sekali jalan, sehingga ini merupakan tantangan tersendiri,” ungkap Rolly Nelwan, Group Leader Community Infrastructure PTFI.
Sementara itu untuk perbaikan instalasi listrik, PTFI melakukan perbaikan generator kapasitas 550 kVA yang berada di area Banti II. Perbaikan instalasi listrik mencakup perbaikan semua trafo, pemasangan tiang listrik, serta perbaikan jaringan listrik di dalam rumah warga. “Banyak sekali jaringan listrik di dalam dan di luar rumah yang rusak sehingga perbaikan membutuhkan waktu dan biaya yang besar,” tambah Rolly.

Saat ini warga kampung Waa Banti tidak perlu lagi membeli lilin dan dapat melakukan berbagai aktifitas dimalam hari. Dengan adanya air bersih, masyarakat tidak perlu menampung air hujan atau pergi jalan cukup jauh ke sungai untuk melakukan berbagai aktifitas seperti mencuci baju, mencuci tempat makan dan mandi. Masyarakat juga merasa senang karena semua fasilitas umum terutama Gereja saat ini sudah memiliki listrik sehingga dapat menggunakan pada ibadah Natal dan tahun baru.
PTFI berharap listrik dan air bersih yang telah tersedia di kampung Waa Banti dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat dan termasuk merawat dan menjaga semua fasilitas tersebut. Dengan dipenuhinya kebutuhan dasar tersebut, masyarakat mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan bahkan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Setelah perbaikan ini selesai dilakukan, PTFI tetap akan melakukan pemeliharan peralatan bekerja sama dengan Kontraktor lokal binaan milik putra asli daerah, yakni PT Makmur Namum dan PT Namor Nin Berdikari Papua. Untuk pengadaan listrik, PTFI juga berkolaborasi dengan YPMAK (Yayasan Pemberdayaan Masyarakat suku Amungme dan Kamoro). ** (Corcom PT Freeport Indonesia)