Oleh: Vina Rumbewas I
PAPUAinside.com, WAMENA— Wabup Jayawijaya Marthin Yogobi, SH, MHum mengingatkan warga, agar tetap mempertahankan filosofi masyarakat Lembah Baliem yakni 3 W (Wen, Wam, Wene) atau kebun, babi dan beragam persoalan hidup.
Hal ini disampaikan Wabup Yogobi, di sela-sela kunjungan kerja di Kampung Kosi Hilapok, Distrik Hubikosi, Selasa (17/5/2022).
Wabup mengatakan, Jayawijaya merupakan daerah dengan potensi pertanian yang besar, sehingga ia minta masyarakat, untuk tekun mengolah lahan yang ada.
“Tanah ini potensinya besar, tapi kenapa kita tidak bisa kerja. Apakah mungkin karena selalu dimanjakan modal? 3 W adalah filosofi orang Lembah Baliem yang harus selalu dipegang. Tuhan berikan kami tanah yang subur. Untuk itu mari kita olah tanah ini,” ajaknya.
Selain itu, Wabup juga menyampaikan, agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban (kamtibmas), karena hal ini menjadi kunci utama masuknya pembangunan di suatu daerah.
“Orang selalu bilang Kosi Hilapok itu daerah rawan, beberapa kali pernah kejadian di sini. Namun saya lihat akhir-akhir ini sudah terlihat ada perubahan. Saya harap suasana ini tetap dijaga, karena masuknya pembangunan di suatu daerah tergantung keamanan daerah itu,” tutur wabup.
Wabup juga mengingatkan bahwa aparat distrik dan kampung merupakan mata dan telinga pemerintah kabupaten, sehingga diharapkan dapat menjadi corong untuk mensosialisasikan setiap program kerja pemerintah.
“Saya juga berpesan, agar masyarakat jangan jauh dari gereja, sebagai umat masyarakat harus selalu dekat dengan gereja. Karena tempat ini dibuka dengan injil sebelum masuknya pemerintah,” katanya.
Sehingga dirinya mengingatkan masyarakat, untuk selalu membangun kerjasama dengan gereja tanpa terkecuali, baik dalam kegiatan pelayanan maupun kegiatan gereja lainnya.
“Gereja itu seperti honai atau tempat berkumpul, jadi hari minggu jangan ke pasar. Tapi hari minggu kita fokus ke gereja. Rehab gereja bagus, tapi jika setiap hari minggu kosong itu percuma,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, wabup juga meminta para kepala kampung untuk memaksimalkan dana desa untuk membangun kampung masing-masing, tentunya dengan melibatkan para pemuda dan pemudi kampung, Dengan begitu, dapat menjauhkan pemuda dari hal-hal negatif, seperti miras dan ganja. **