Oleh: Faisal Narwawan |
PAPUAinside.com, JAYAPURA – Jenazah Briptu Mario Sanoy berhasil dievakuasi ke Jayapura dan tiba di RS. Bhayangkara sekitar pukul 13.35 WIT, Sabtu (29/05/2021) siang.
Briptu Mario menjadi korban penyerangan Sekelompok Orang Tak Dikenal (OTK) di Kantor Subsektor Polisi, di Distrik Oksamol Pegunungan Bintang, Papua.
Begitu tiba, jenazah Briptu Mario disambut isak tangis keluarga yang ikut mengantar ke ruang jenazah.
Setelah diautopsi, almarhum akan disemayamkan di rumah duka di Argapura Atas, Kota Jayapura.
Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito,S.Ik,M.KP ketika ditemui wartawan di RS. Bhayangkara mengatakan, evakuasi sempat tertunda karena kondisi cuaca.
Setelah beberapa saat, proses evakuasi akhirnya bisa dilakukan dan berjalan lancar hingga menuju Bandar Udara Sentani.
“Sudah bisa kami evakuasi tadi sekitar pukul 11. 00 WIT, memang sempat terkendala cuaca,” kata Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo.
Ia juga mengatakan, dengan gugurnya Briptu Mario, jajaran Polres Pegunungan Bintang merasa sangat kehilangan.
“Sosok beliau adalah sosok panutan selama ini, karena ia ikhlas bertugas di perbatasan negara,” lanjutnya.
Setelah peristiwa tersebut, Kantor Subsektor Polisi yang menjadi tempat penyerangan, sementara ini masih dikosongkan.
Ditanya, mengenai kekurangan personil di wilayahnya, ia mengatakan kepastian tersebut memang ada namun seluruh Indonesia menurutnya juga alami hal yang sama.
Di Polres Pegunungan Bintang kata Kapolres Cahyo terdapat 148 personil yang bertugas. Jumlah tersebut dituntut untuk menjangkau wilayah hingga 15.863 Kilo Meter persegi.
Kakak kandung korban Maria Dessy Sanoy mengatakan, almarhum sudah bertugas sejak awal penempatan sekitar tahun 2013 silam. Ia kelahiran Jayapura 26 Maret 1992.
Menurutnya pada Desember 2020 lalu, Briptu Mario sempat kembali ke Jayapura kemudian kembali bertugas hingga akhirnya gugur dalam peristiwa tersebut.
Briptu Mario merupakan anak kedua dari lima bersaudara, ia dikenal sosok yang yang bertanggung jawab dan tak pernah merepotkan keluarganya yang lain.
“Ia tidak mau buat keluarga panik, kalau telfon selalu bilang di Oksibil itu aman-aman saja, seperti dia tidak mau kita pikiran, kita susah.
Ia sempat menghubungi keluarga pada Rabu (26/05/2021) belum lama ini, itu terakhir kami dihubungi,” katanya.**