Oleh: Faisal Narwawan I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Turut sukseskan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, Kodam XVII/Cenderawasih beserta jajarannya terus menggelar vaksinasi gratis bagi masyarakat Papua.
Tak hanya di daerah kota dan 4 kluster PON Papua saja, vaksinasi massal juga menyentuh hingga kampung-kampung, salah satunya digelar di Kampung Yuwanain, Arso 2, Distrik Arso Kota, Kabupaten Keerom, Rabu (8/9/2021).
Komandan Korem 172/PWY melalui Kasrem, Kol Inf Wempi Ramandei kepada wartawan dalam kesempatan itu mengatakan, TNI/Polri ikut menyukseskan agar saat PON nanti bisa mencapai 70 persen dan sekarang baru mencapai 50 persen.
“Kita membantu pemerintah semaksimal mungkin. Beberapa waktu lalu kita laksanakan di Waena dan saat ini kami jalankan di Keerom,” kata Kol Inf Wempi Ramandei, Rabu.
Ia mengatakan, Korem 172 juga mengimbau kepada seluruh warga untuk melakukan vaksin dan tak mempercayai isu-isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan.
“Ada upaya-upaya yang kita sampaikan ke masyarakat, kita libatkan Babinsa dan komponen lainnya. Di sini kami jemput mereka di rumah masing-masing, terutama yang jauh tempat tinggalnya,” jelasnya lagi.
Upaya pemahaman pentingnya vaksin di masa pandemi Covid-19 ini juga dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menggandeng tokoh agama yang ada di masyarakat.
TNI/Polri juga melibatkan rumah ibadah, baik gereja, masjid dan lainnya untuk menggelar vaksin.
Pelaksanaan vaksin di Keerom dari pantauan Papuainside.com melibatkan petugas medis dari unsur TNI dan dihadiri ratusan warga Arso dua. Dari mereka ada yang melakukan vaksinasi dosis pertama maupun kedua.
Salah satu warga Keerom, Katarina Pangaribuan mengatakan bahwa dirinya mengapresiasi program vaksinasi yang ada.
Menurutnya, isu tentang ‘bahaya’ vaksinasi Covid-19 terhadap tubuh memang mendapat respon berbeda-beda.
Namun, sebagai warga negara yang baik, ia memilih taat kepada pemerintah dengan mengikuti vaksin.
“Sangat baik, kita bersyukur karena tidak usah pergi jauh.. Soal isu vaksin saya ambil positif saja, tidak mungkin pemerintah mau buat kita sakit, ya tergantung diri kita saja,” katanya.**