Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAnside.com, JAYAPURA—Manajemen Tim Mutiara Hitam Persipura Jayapura, akhirnya memutus kontrak Boaz Solossa (Bochi) dan Tinus Pae (Tipa). Pasalnya, dua pemain pilar ini melakukan tindakan indisipliner, yang dikwatirkan berdampak buruk bagi tim secara keseluruhan.
Demikian disampaikan Ketua Umum Persipura DR. Benhur Tomi Mano, MM, melalui Press Release pada Senin (5/7/2021).
Tomi menyampaikan, keputusan melepas Bochi dan Tipa adalah keputusan seluruh manajemen dan masukan dan saran dari berbagai pihak yang terlibat langsung didalam tim, masing-masing Manajer, Direktur Utama dan Pelatih untuk sampaikan keputusan itu kepada mereka berdua di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
“Tak ada satu pun keputusan manajemen yang diambil hanya berdasarkan pemikiran satu atau dua orang saja, apalagi untuk kasus sebesar ini, kami sangat berhati – hati,” ujarnya.
“Manajemen tak punya masalah apa pun dengan Bochi maupun Tipa, mereka adalah anak-anak kami dan adik-adik kami, ini murni kebijakan manajemen dan masukan para pelatih, atas pelanggaran atau tindakan indisipliner,” ujarnya lagi.
Dikatakan sebenarnya manajemen merencanakan meeting hari Selasa (6/7/2021), tapi isu yang beredar makin melebar dan dipenuhi tuduhan-tuduhan tanpa dasar kepada manajemen, oleh karena itu, manajemen berusaha mempercepat Senin (5/7/2021) malam untuk penjelasan dan keputusan manajemen.
Menurutnya manajemen juga memutuskan untuk menyampaikan penjelasan dan keputusan ini ke publik, karena sudah begitu banyak isu dan tuduhan yang berkembang di sosial media padahal manajemen belum bicara apapun.
“Kenapa saya menjawab tidak tahu soal itu saat ditanya wartawan, karena manajemen juga sudah sepakat untuk

tak mengumbar hal ini ke media, banyak yang jadi pertimbangan kami saat itu, salah satunya status Bochi yang juga sebagai Duta PON XX Papua 2021, dan saat itu sedang ramai polemik terkait icon PON, kami khawatir ada dampak lain kalau ini tersebar di media massa,” tuturnya.
Dikatakan pihaknya sesungguhnya tak ingin publik mengetahui hal ini, karena ini bukan hal yang positif, manajemen tetap berusaha jaga nama baik mereka sebagai seorang profesional, biarlah ini menjadi konsumsi internal, karena manajemen menghargai mereka berdua sebagai bagian penting dari sejarah dan prestasi tim ini.
Apakah hal – hal indisipliner ini sudah sering terjadi, terangnya, ya benar, para pemain atau official yang berada dan pernah berada di tim ini pasti tahu itu, silahkan tanyakan saja kalau manajemen dianggap berbohong, hampir setiap tahun hal ini terjadi, berlangsung terus menerus, dan manajemen selalu sabar serta mentolerir pelanggaran mereka itu.
“Apakah kami tidak hargai mereka? Kami terlalu sayang, terlalu hormat, dan terlalu menghargai mereka, sampai kami rela disindir oleh pihak lain karena dianggap ‘terlalu lemah’ sama mereka, tapi kami tetap sabar dan itu karena kami hormati mereka, kami terus menunggu mereka berubah, banyak pemain muda kita yang jadikan mereka sebagai contoh, tapi hal itu terus berlanjut tak ada perubahan, hanya karena rasa hormat dan begitu hargai mereka, kami sabar, sabar dan sabar, Tuhan Yang Maha Tahu segalanya, tapi untuk kali ini bagi kami sudah kelewatan,” tegasnya.
Dimulai dari kejadian di Kediri waktu pencoretan salah satu pemain muda dan sanksi kepada 2 pemain muda lainnya, saat itu Tim Pelatih memanggil 4 pemain senior (Bochi, Tipa, Ian, Ricardo) dan meminta tanggapan mereka terkait hal indisipliner tersebut, mereka berempat sepakat untuk sanksi atas pelanggaran indisipliner, sayangnya baru beberapa hari kemudian mereka melakukan pelanggaran yang sama, bahkan sampai saat uji coba melawan Persita, hal itu terjadi.
“Ini yang membuat kami sangat kecewa, baru saja kita coret pemain karena indisipliner, tiba-tiba mereka lakukan, apa maksudnya ? ini seperti menampar muka kami, manajemen seperti tidak dihargai sama sekali, dan hal lain yang kagetkan kami adalah selama ini rupanya ada upaya untuk mengajak pemain lain untuk terlibat, kan bisa mengganggu kondisi tim, ini juga sangat kita sayangkan,” ucapnya.
Dikatakan manajemen sama sekali tak berpikir untuk menggantung atau apapun namanya, apa untungnya buat manajemen bila lakukan hal itu ? Tak ada untungnya sama sekali, jadi tak benar, manajemen baru bisa mengambil keputusan saat seluruh manajemen ada dalam rapat, karena semua harus berikan masukan dan pertimbangan.
Manajemen juga harus mendengarkan dan mengumpulkan masukan saran lain, sayangnya rapat belum kami lakukan ternyata kami sudah disudutkan dan dituduh macam-macam di sosial media, oleh karena itu, manajemen putuskan untuk perlu menjelaskan dasar dan alasan dari kebijakan yang kami ambil, dan dengan sangat berat kami juga telah memutuskan untuk melepas kedua pemain, Bochi dan Tipa.
“Kami sangat hormati dan hargai kalian berdua, dan terimakasih atas kebersamaan selama ini, tak tertutup kemungkinan suatu saat Tuhan menyatukan kita kembali, kami doakan yang terbaik buat Bochi dan Tipa di klub yang baru, pemain dengan kualitas seperti mereka akan gampang dapatkan tempat, klub seperti kami justru akan kesulitan dapatkan pemain sekualitas mereka, tetapi ada yang harus kami jaga juga, yaitu tim ini, pelatih, pemain, official dan suasana harus kondusif, inilah yang harus kami tetapkan untuk kebaikan bersama,” ungkapnya.
Tomi mengaatakan, ada pendapat juga terkait evaluasi manajemen, apa yang mau manajemen evaluasi, sebab manajemen yang paling memahami kinerja orang di manajemen, orang di luar tak tahu apa-apa, tak ada kesalahan atau pelanggaran yang terjadi di manajemen. Manajemen selalu awasi dan arahkan manejemen, orang lain yang berbuat pelanggaran masa manajemen yang dievaluasi.
‘Saran saya, perlu mendapatkan informasi akurat dari berbagai sumber sebelum menjustifikasi sesuatu, jangan mudah terpengaruh dengan pembentukan opini, terimakasih,” tukasnya. **