Oleh: Vina Rumbewas I
PAPUAinside.com, WAMENA–Waktu pembangunan jalan Lingkar Lukmen tersisa dua bulan, sehingga warga Welesi dan Wouma diminta segera menyepakati batas masing-masing, agar pengerjaan jalan dapat segera dilakukan.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Papua Yafet Haluk mengakui bahwa pembangunan jalan lingkar Lukmen di wilayah Welesi dan Wouma sedikit mengalami kesulitan, karena beberapa kali dilakukan pemalangan dan tarik ulur patok antar warga di dua distrik ini.
“Beberapa kali patok yang sudah ditandai antara Wouma dan Welesi saling tarik menarik antar warga, sehingga pembangunan jalan masih terhambat,”ungkapnya saat turun ke lokasi pembangunan jalan lingkar Lukmen di Distrik Welesi, Senin (20/9/2021).
Dalam kontrak waktu efektif pembangunan jalan lingkar Lukmen yakni tersisa dua bulan, sehingga dirinya berharap keputusan batas wilayah antar dua distrik tersebur dapat segera diputuskan sehingga pengerjaan jalan dapat segera dilakukan.
“Untuk Distrik Napua tidak ada masalah, dan disarankan untuk ikut jalan lama karena ada bentangan jembatan kecil sekitar 15 meter,” katanya.
Namun lanjut Yafet Haluk, yang bermasalah di Distrik Welesi, dimana yang diinginkan warga yakni pembangunan harus dimulai dari PLN Lama.
Panjang jalan dari Napua, Sapalek, Welesi, Wouma dan Muara yakni sepanjang 4 Km.
“Di ruas jalan Welesi ini ada 3 mata anggaran yang masuk dari pemerintah provinsi yakni jalan Lingkar Lukmen, APBN, dan dari DAK, sehingga harus dibagi jarak antara pekerjaaan yang dilakukan,” jelasnya.
Pembangunan jalan Lingkar Lukmen ini sendiri untuk wilayah lain yang termasuk area pembangunan sudah mulai dikerjakan, seperti daerah Wesaput, Walelagama, Siepkosi, Pasir Putih, Muai, Sawarek dan Sapalek. Progres pembangunan bahkan telah masuk pada tahap penyiapan badan jalan dan sudah mulai dilakukan penimbunan.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua minta masyarakat di dua distrik ini, terutama warga yang wilayahnya terdampak pembangunan jalan Lingkar Lukmen ini untuk dapat segera menyepakati batas masing-masing.
“Masalahnya ada di warga Welesi yang ada di bagian bawah, tepanya di depan Gereja Pentakosta, sementara kalau dari atas akses jalan di situ tidak ada, sehingga harus dari atas Welesi agar jalan bisa tersambung baik dari Distrik Welesi, Napua, dan Wouma,” ujarnya.
Keseluruhan jalan Lingkar Lukmen ini akan menghubungkan 12 distrik di Jayawijaya. **