Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside. com, JAYAPURA—Membludaknya pasien Covid-19, yang dirawat di RSUD Dok II, Jayapura, mengakibatkan oksigen betul-betul habis. Semua panik dan Tim IPRS bingung mencari kendaraan. Tenaga yang bertugas mengambil oksigen kelelahan, karena bekerja hingga subuh. Meski demikian, Kris Bonsapia, seorang warga yang menunggui istrinya yang sedang dirawat dengan tulus menawarkan diri untuk membantu. Puji Tuhan, oksigen pun tiba.
Kris Bonsapia dibantu seorang kerabatnya membantu mengambil oksigen bagi kebutuhan pasien di IGD RSUD Dok II, Jayapura, menggunakan mobil pick-up miliknya.
Kerelaan Kris Bonsapia ini tentu menarik perhatian Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG (K), sekaligus salah seorang dokter di RSUD Dok II, yang ikut membantu menangani pasien Covid-19.
Silwanus Sumule pun bincang-bincang dengan Kris Bonsapia di RSUD Dok II, Jayapura, Minggu (18/7/2021). Berikut petikannya.
Silwanus Sumule (SS): Mengapa Bapak membantu mengambil oksigen bagi kebutuhan pasien di IGD RSUD Dok II, Jayapura?
Kris Bonsapia (KB): Dengan senang hati kami harus membantu, karena saya boleh bilang bahwa bukan membantu. Tapi kita lihat dan kita harus tahu bahwa itu tanggungjawab kita bersama, apalagi saat ini istri saya juga sedang dirawat di sini.
SS: Bapak tak merasa terbebani untuk bantu seperti begini?
KB: Sangat tidak membebani.
SS: Apa yang bapak harapkan dari RSUD Dok II, Jayapura saat ini?
KB: Setahu saya di kota Jayapura ini kan kami masyarakat sendiri sudah dengar dan lihat sendiri rumah sakit ini dia semakin canggih. Beberapa tahun lalu sempat stagnan atau tak sempat jalan baik. Kami punya harapan itu biar pemerintah pusat atau pihak terkait bisa segera melancarkan pembangunan yang ada di kota Jayapura, Provinsi Papua ini, agar menjadi satu kebanggaan buat kami masyarakat Papua, yang selalu mengharapkan perhatian pemerintah, khususnya di bidang kesehatan.
SS: Apa yang bapak harapkan dari kami di RSUD Dok II, khusus untuk Covid-19 sendiri?
KB: Kalau saya boleh bicara, tapi jangan tersinggung ya bahwa masyarakat di Jayapura setahu saya yang saya dengar sendiri sudah tak ingin ke rumah sakit, karena mereka ditakut-takutin dengan cara pelayanan, makanya masyarakat di Jayapura ini kebanyakan lari ke dokter praktek atau poli- poli swasta, karena banyak isu dari masyarakat sendiri, sepertinya ada permainan atau bagaimana mengenai dana- dana besar yang turun dari pemerintah lalu disalahgunaan oleh pihak-pihak terkait.
Akhirnya yang saya dengar juga sepertinya mengejar angka, seperti penyakit penyakit lain namanya orang awam maaf kami sakit misalnya kecelakaan ternyata begitu dibawah ke rumah sakit dibilang Covid-19. Padahal orang awam tak tahu bahwa mereka mempunyai penyakit-penyakit lain sebelum Covid-19.
Jadi harapan saya dari dinas terkait harus banyak memberikan sosialisasi ke masyarakat, agar mereka percaya dengan rumah sakit ini.
SS: Terakhir Bapak kan istri bapak sementara dirawat ya kalau bapak lihat istri bapak apakah bapak percaya Covid-19 itu ada ka tidak, setelah istri bapak dirawat?
KB: Saya percaya Covid-19 itu ada, karena sesuai gejala Covid-19 sendiri ada didalam penyakit istri saya yang selama ini hanya batuk dan paru ternyata kami awam jadi kami tak tahu bahwa dengan adanya paru didalamnya sudah ada penyakit yang kita bilang Covid-19. Akhirnya istri saya dirawat dan saya sudah lihat ada banyak perubahan.
SS: Jadi bapak merasa untuk saat ini bagaimana pelayanan di RSUD Dok II walaupun dirawat di selasar begini?
KB: Masyarakat harus bisa menerima itu. Kalau tak menerima silakan mau cari kemana adanya seperti ini.
SS: Sekali lagi terima kasih bapak sudah bantu angkat kami punya oksigen. Tuhan berkati. **