Oleh: Faisal Narwawan|
PAPUAInside.com,JAYAPURA – Jenazah Suster Gabriella kini sudah tiba di rumah, keluarga besar, teman dan masyarakat menyambutnya dengan deraian air mata.
Meskipun tinggal jazad namun keluarga sudah merasa tenang karena anak tercinta sudah berada dalam pelukan orang-orang yang mencintai dan dicintainya.
Setelah dievakuasi dari Kiwirok menggunakan Helli Bel TNI AD, jenazah Suster Gabariella dibersihkan di ruang Instalasi Penunjang Perawatan Ruang Pulasara Jenazah RS. Marthen Indey Jayapura, Selasa (21/9/2021).
Keluarga, rekan korban juga Ikatan Keluarga Toraja (IKT) termasuk mahasiwa Poltekkes Jayapura terlihat memadati teras depan kamar jenazah RS. Marthen Indey, menunggu proses pembersihan.
Setelah dinyatakan siap, jenazah suster Ella panggilan akrab Gabriella akhirnya diberangkatkan ke rumah duka di Jalan Belut Waena, menggunakan mobil jenazah Yayasan Tongkonan IKT Papua.
Ibunda suster Ella, Martina Rinding tak kuasa menahan tangis setelah melihat jenazah putrinya itu. Ia terus meneteskan air mata sambil tetap memeluk foto anaknya,
Ketua IKT Papua Edie Rante Tasak yang juga hadir saat itu mengatakan, pihaknya mengapresiasi TNI dan Polri. Ia juga turut berduka atas gugurnya personil TNI saat mengevakuasi jenazah Suster Ella.
“Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan berulang kali kami sampaikan bahwa IKT mengutuk keras tindakan para pelaku,” ujar Edie kepada wartawan di RS. Marthen Indey, Jayapura.
Ia mengaku tak habis pikir dengan diserangnya tenaga medis di Kiwirok.
“Ini tidak berperikemanusiaan dan sangat berlebihan. Tindakan mereka tak bisa dibenarkan. Tenaga medis tak boleh dibunuh, mereka merawat kawan maupun lawan,” katanya.
Meski begitu, ia tetap mengajak kepada semua orang di Papua untuk hidup dalam damai.
Mengenai urusan politik, baik itu berkaitan dengan Papua merdeka menurutnya tak berkaitan dengan tenaga medis. “Mereka tidak tahu menahu. Mereka hanya ingin merawat masyarakat saja, “ katanya.
Grasela, Presiden Mahasiswa (Presma) Poltekkes Jayapura, juga mengutarakan hal yang sama. Ia memandang peristiwa tersebut meninggalkan duka mendalam bagi dunia kesehatan di Papua
“Jujur, ini merupakan duka cita yang paling mendalam termasuk kami Poltekkes Jayapura. Kami ingin kejadian seperti ini tak terulang lagi,” ujar Grasela.
Ia pun berharap pemerintah dapat menjaga dan menjamin keamanan tenaga kesehatan di wilayah rawan konflik. “Kami calon-calon perawat, calon tenaga kesehatan berharap ada keterjaminan keamanan saat kami bertugas, bahkan juga keamanan kepada mereka yang masih bertugas saat ini di pedalaman,” katanya lagi.
Gabriella Meilani, adalah tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Ia meninggal dunia setelah mendapat serangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah itu.
Sembilan hari lamannya jenazah Gabriella berada di Kiwirok. TNI Polri baru bisa mengevakuasi jenazahnya pada Selasa (21/09/2021) siang ini.
Menurut rencana Jenazah Suster Gabriella akan dibawa ke kampung kelahirannya Besum, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura untuk dimakamkan. **