Oleh: Faisal Narwawan I
Papuainside.com, JAYAPURA—Polda Papua menggelar upacara pedang pora mengantar Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw ke Mabes Polri, Senin (08/03/2020) siang.
Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw bersama istri Ny. Roma Pasaribu Waterpauw resmi meninggalkan Mapolda Papua, setelah melalui prosesi tradisi tersebut.
Sebelumnya, telah dilakukan penyerahan pataka dalam upacara sertijab Kapolda Papua dari Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw kepada Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, SIK.
Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw bersama istri perlahan-lahan melangkah meninggalkan Markas Mapolda Papua.
Langkah kaki pasangan tersebut diiringi lagu dan hujan sesaat, yang seakan-akan turut bersedih atas perpisahan itu. Hujan baru redah, setelah kendaaraan yang membawa Paulus Waterpauw meninggalkan pintu gerbang Mapolda Papua.
Meski wajahnya ditutupi masker, mata Kabaintelkam Polri Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw itu terlihat berkaca-kaca menahan air mata.
Usai keluar dari gerbang Mapolda Papua ia sempat berbalik dan melambaikan tangan dengan personil Polda Papua.
Lambaian tangan dari segenap personil Polda Papua juga mengiringi perpisahan mantan Kapolda Papua itu.
Dalam amanatnya pada upacara sertijab Kapolda Papua itu, Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw sempat berpesan kepada segenap personil Polda Papua.
Ia mengucapkan apresiasi kepada segenap personil Polda Papua.
“Kita telah banyak bekerja, bergaul membuat upaya, langkah-langkah untuk menciptakan kambtibmas di Papua. Masih banyak kendala, keterbatasan dan hambatan yang kita lalui bersama. Namun itulah upaya maksimal kita dan hingga kini situasi aman dan kondusif.
Kami ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan kepada semua pihak, juga jajaran TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Kabinda dan jajarannnya. Terkhusus tokoh adat, saya sampaikan banyak terimakasih,” ucapnya.
Kepada jajaran personil Mapolda Papua ia berpesan agar tingkatkan hubungan baik dengan parah tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
“Kita bekerja tak hanya andalkan kekuatan, tapi juga komunikasi yang dibangun sedimikian rupa dengan para tokoh, sehingga tercipta situasi yang aman di wilayah kita ini,” ungkapnya lagi.
“Kedepan sensitivitas dari rasisme masih ada, untuk itu saya berharap kejadian seperti ini mohon segera ditangani. Saya berharap ini menjadi atensi yang pertama,” tambah Waterpauw.
Upacara pedang pora adalah upacara dalam kemiliteran yang dilakukan oleh Polri dan TNI saat melepas dan mengantar salah seorang anggotanya memasuki tugas baru.
Pedang pora sendiri adalah jajaran pedang kehormatan berbentuk gapura yang akan dilewati oleh yang bersangkutan.
Pada prosesi pedang pora, penghunusan pedang itu mengandung makna bahwa dengan jiwa ksatria (mantan Kapolda dan Kapolda baru) siap menghadapi segala rintangan yang akan dihadapi dalam kehidupan.
Selanjutnya yang mereka berjalan dibawah pedang pora, yang kemudian secara perlahan mulai terangkat saat dilewati.
Setelah melalui prosesi ini, Senin malam nanti Polda Papua juga akan menggelar acara lepas sambut Kapolda Papua di Hotel Horison, Kotaraja. **