Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Industri pariwisata diharapkan memiliki kepedulian bagi pengembangan pendidikan. Salah satunya, menjadi bagian dari penguatan kompetensi keahlian melalui program magang atau praktek kerja industri (prakerin).
Untuk mempercepat kemampuan dan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata, maka Horison Ultima Entrop Papua menjalin kerjasama dengan SMKN 1 Pariwisata Jayapura didukung Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (PPAD) Provinsi Papua, memberikan kesempatan kepada siswa/siswi kelas XI, khususnya putra-putri asli Papua, untuk melaksanakan magang, menambah ilmu para siswa/siswa, sekaligus mengevaluasi pemahaman dan pengetahuan peserta didik dari jurusan perhotelan.
General Manager Horison Ultima Entrop Papua, Rizki Amanah Ras mengatakan, Horison Ultima Entrop Papua adalah hotel pertama di Papua, yang mendukung penuh program magang, khusus siswa/siswi asli Papua dari SMKN 1 Pariwisata Jayapura.
“Kami berharap putra putri asli Papua dapat berkompetisi dalam mengoperasikan bisnis hotel kedepannya, karena peluang kerja di bisnis ini sangat besar dan menjanjikan” ujar Rizki Amanah Ras melalui Siaran Pers, Senin (4/4/2022).
Rizki menerangkan, Horison Ultima Entrop Papua memberi ruang kepada siswa/siswi asli Papua di SMKN 1 Pariwisata Jayapura, yang telah duduk di kelas XI untuk mengikuti prakerin selama 1 tahun 6 bulan.
“Mengapa 1 tahun 6 bulan? Agar mereka paham dengan sistem kerja di Horison Ultima Entrop Papua, karena kami mengetahui titik kelemahan bahwa mereka kurang dalam kegiatan praktek, ini juga untuk menjawab bahwa penggangguran terbesar sebagian dari lulusan SMK tidak benar adanya,” imbuh Rizki.
Rizki menjelaskan, secara organisasi pada level pelaksana itu bagai piramida, biasanya sekitar 60 persen itu pelaksana apapun bagiannya kita isi dari SMK, sehingga program ini menjadi salah satu usaha kami dalam kegiatan Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR), sekaligus masuk kedalam proses kompetisi, karena mereka bukan lagi berperan sebagai figuran, tapi pemeran utama (leader) yang sudah diberikan tanggungjawab lebih.
“Adapun bentuk apresiasi, kami memberikan uang saku sebesar Rp 500.000,- per bulan,” kata Rizki. **