PAPUAInside.com,– Personil TNI/Polri yang bertugas di wilayah Kabupaten Puncak mengubah pendekatan militer ke persuasif dalam menghadapi kelompok yang memiliki ideologi berseberangan dengan NKRI.
Hal tersebut terungkap saat pertemuan Pemerintah Kabupaten Puncak dan ASN, TNI/Polri dan masyarat di Aula Negelar, Ilaga, Rabu (26/01/2022).
Pertemuan dipimpin Bupati Puncak Willem Wandik, SE. M. Si, dihadiri Kapolres Puncak Kompol I nyoman Punia,S.Sos dan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Denny Salurerung, S. Sos serta Ketua DPRD Puncak Lukius Newegalen, S.IP.
Bupati Wandik menjelaskan tujuan pertemuan ini untuk menyatukan persepsi semua pihak yang ada di kabupaten Puncak, baik pemerintah daerah, masyarakat, TNI/Polri, bahkan TPM-OPM, agar bersama sama menjaga keamanan tanpa ada lagi rasa curiga antara kedua belah pihak, dengan demikian pemerintah bisa membangun dengan baik dan aman, guna mengejar ketertinggalan di Kabupaten Puncak.
Kata Bupati, dalam pertemuan tersebut juga disosialisas kebijakan baru dari Kapolri dan Panglima TNI, terkait dengan operasi keamanan di wilayah wilayah yang dianggap rawan, terhadap Kelompok Kriminal bersenjata (KKB), dimana TNI/Polri menggunakan pendekatan persuasif, tidak lagi menggunakan pendekatan militer.
“Jika sebelumnya TNI/Polri menggunakan pendekatan militer, saling kejar, baku tembak dengan kelompok TPN-OPM membuat masyarakat trauma, atau di Polri disebut operasi Nemangkawi, kini kebijakan baru sudah turun sekarang lebih pada pendekatan persuasif, jadi masyarakat jangan takut, silahkan beraktifitas seperti biasa, bisa pulang ke rumah, belanja, sekolah, karena kondisi sudah aman,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Puncak Kompol Nyoman Punia menjelaskan operasi Damai Cartens yang ada saat ini mengedepankan pendekatan persuasif, dimana polisi akan selalu bersama dengan rakyat, dan tidak ada lagi kejar mengejar KKB.
“Tahun lalu, kami ambil jenazah dimana mana, karena saling menyerang, tidak ada yang menang semua kalah, semua rugi, paling menderita justru di masyarakat, untuk itu marilah saudara saudara kita yang di hutan bergabung, kita sama sama bergandengan tangan membangun daerah ini, kita sudah jauh tertinggal karena perang, mari kita membangun mengejar ketinggalan tersebut,” paparnya.
Secara keseluruhan, Kapolres menyampaikan bahwa kondisi Kamtibmas beberapa bulan terakhir dalam kondisi aman, semua itu karena peran serta dari seluruh masyarakat Puncak.
“Marikah kita pertahankan kondisi seperti ini agar aman, sebab keamanan itu modal utama pembangunan, jika pembangunan lancar maka rakyat Puncak sejahtera. Kami datang melayani masyarakat, jangan ganggu kami, kalau kami diusik, kami pasti tidak tinggal diam,, ” tegasnya.
Senada dengan Kapolres, Dandim 1714 Puncak Jaya Letkol INF. Denny Salurerung mengatakan anggota TNI yang bertugas di Kabupaten Puncak akan menggunakan pendekatan teritorial, ini terbukti dengan perubahan satgas yang biasanya disebut satuan pemukul, kini berubah menjadi satuan penugasan kodim yang bertugas di daerah yang belum ada kodim.
“Sudah tidak ada saling menyerbu, kami sama sama warga Indonesia, kami tetap menganggap saudara kita yang memegang senjata itu karena bersebelangan ideologi, kami akan ajak dan rangkul mereka, untuk sama sama membangun daerah,’’ paparnya.
Kata Dandim, ke depan jika ada persoalan yang menyangkut keamanan, maka warga masyarakat bisa datang dialog, jangan ragu- ragu atau takut kepada TNI/Polri. ** (Diskominfo Puncak)