Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Jubir Gubernur Papua, Muhammad Rifai Darus, SH, MH, melalui Kuasa Hukumnya, Taufik Darus, SH, melaporkan dugaan serangan hoax kepada Direktorat Reserse Kriminal Khusus Subdit IV Siber Polda Papua. Pasalnya, Jubir Gubernur Papua merasa dirinya dijadikan sumber berita oleh penyebar hoax.
Demkian disampaikan Taufik kepada wartawan, usai bertemu penyidik Subdit IV Siber Ditreskrimsus Polda Papua Jumat (22/4/2022).
Taufik mengaku akan terus melakukan koordinasi dengan penyidik Subdit IV Siber Ditreskrimsus Polda Papua, untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
“Setelah hasil koordinasi maksimal, maka Subdit IV Siber Ditreskrimsus Polda Papua, akan menindaklanjuti laporan itu,” kata Taufik.
Taufik menuturkan, penyebar hoax dalam kontennya selalu memanfaatkan kliennya sebagai nara sumber seolah-olah kliennya yang menyampaikan.
“Padahal klien saya tak pernah menyampaikan narasi tersebut,” ucapnya.
Taufik mencatat setidak-tidaknya, ada 5 tema besar yang kerap diangkat oleh oknum penyebar hoax yang mengatasnamakan kliennya dengan menyasar Gubernur Papua selama satu tahun belakangan ini.
Pertama, ungkap Taufik, hoaks tentang Gubernur Papua meninggal dunia, yang beredar pada Mei 2021, bertepatan saat Gubernur menjalani pengobatan di Singapura.
Kedua, hoax tentang agenda kepulangan Gubernur ke Papua dari Jakarta.
“Beberapa kali kami mencatat bahwa sejumlah agenda gubernur disiasati oleh oknum pembuat dan penyebar hoax dengan menginformasikan bahwa terdapat rangkaian kegiatan pertemuan/perjamuan dari Gubernur bersama masyarakat dan mahasiswa Papua,” ungkap Taufik.
Ketiga, lanjut Taufik, hoax terkait Gubernur Lukas Enembe menjadi Capres 2024, pada bulan Desember 2021.
Keempat, hoax tentang gerakan referendum juga kerap dikaitkan dengan Gubernur Papua. Paling anyar, hoax ini disebar pada Pebruari 2022 dengan judul besar Independent Papuan Movement.
Kelima, kata Taufik, hoax tentang kondisi kesehatan Gubernur yang disebut kritis. Hoax ini juga beberapa kali terjadi dan paling baru terjadi pada bulan April 2022.
Berdasarkan analisis internal, Taufik menduga bahwa operasi hoax ini telah disusun secara terstruktur dan sistematis.
Dikatakan hasil olah data yang dilakukan telah menunjukan bahwa sejumlah postingan konten hoax berawal dan berpusat dari Jakarta.
“Kami yakin aktor intelektual memiliki kepentingan politik jangka pendek, khususnya untuk menjatuhkan kredibilitas Gubernur Papua,” tegas Taufik. **