PAPUAInside.com, ILAGA—Pdt Tilas Mom, STh M.Th menyampaikan pidato perdana sekaligus pernyataan sikap usai dilantik sebagai Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua 2021-2026 menggantikan Pdt DR Benny Giai setelah terpilih pada Konferensi XI 1-6 November 2021 di Timika, Mimika.
“Saya tahu sejak hari pertama kegiatan konferensi sampai dengan hari terakhir, bapak, ibu peserta banyak yang sudah didiskusikan, bicarakan, pasti sudah lelah, emosi, itu bukan masalah, karena ini tempatnya, semua upaya keringat, Tuhan Yesus memberkati kalian,” ungkapnya.
Saat membacakan surat pernyataan sikap Ketua Sinode KINGMI, Pdt.Tilas Mom didampingi Pdt. Benny Giai dan Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo sebagai tanda bahwa dirinya dalam memimpin sinode KINGMI lima tahun ke depan tidak bisa jalan sendiri butuh dukungan semua pihak.
“Saya akan membacakan pernyataan sikap pengurus sinode baru, namun sebelumnya saya panggil kakak saya, bapak saya Benny Giai dan Presiden GIDI, harus ada di belakang saya, karena mau jalan sama-sama, salib ini berat, saya tidak bisa angkat sendiri, harus ada kawan kita pikul sama-sama, maka bisa lebih ringan, kami akan sama-sama duduk, kami akan sama-sama berdiri, kami akan sama-sama lapar, sama-sama keyang, itu prinsip Sinode KINGMI baru,” ujarnya.
Berikut Pernyataan sikap Ketua Sinode gereja Kingmi periode 2021-2026:
Setelah mengikuti konfrensi sinode KINGMI di Tanah Papua, mulai 1-6 November 2021, untuk mengaplikasikan Angggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga (AD/ART), peraturan-peraturan gereja, selama kebijakan organisasi ke depan, sebagai gereja yang berfokus mewujudkan Papua damai, sejahtera, dengan meneruskan obor penginjilan dan pendidikan, maka kami menyatakan pokok iman Kristen kami, ditengah-tengah perubahan zaman, yang berdampak pada sentuhan persoalan masyarakat bangsa dan bernegara diatas tanah Papua, yang menjadi tanah konflik, sepanjang sejarah dan pengalaman bergereja, maka kami mengelurkan penyataan sebagai berikut:
- Kami dalam situsi konflik di Tanah Papua, menyelenggarakan Konfrensi Sinode ke-XI dan dikunjungi Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama dan Dirjen Otda, Kementerian Dalam negeri. Maka kami sampaikan terima kasih karena Gereja Kemah Injil di Tanah Papua, sudah diakui sebagai salah satu sinode di dalam Republik Indonesia, sekaligus Dirjen Bimas Kristen berjanji akan didaftarkan di Kementerian Agama RI di Jakarta, sebagai sebuah sinode dan akan mengeluarkan izin operasional di Provinsi Papua Barat.
- Kami mendesak segala upaya yang berhubungan dengan kekerasan, pelanggaran HAM selama 60 tahun lebih sampai hari ini belum ada upaya agar mencarikan penyelesaian melalui dialog atau perundingan-perundingan.
- Kami menolak adanya pemberlakuan Daerah Otonom Baru (DOB) pemekaran kabupaten dan provinsi sebab akan menggangu eksistensi orang asli Papua (OAP).
- Kami mendesak menyelesaikan masalah warga jemaat kami, yang sedang mengungsi akibat adanya kontak senjata antara TNI/Polri vs TPNPB-OPM, seperti di Kabupaten Nduga, Intan Jaya, Kiwirok, Pegunungan Bintang, Puncak dan daerah lainnya di seluruh Tanah Papua.
- Kami menghargai segala upaya penyelesaian konflik secara damai antara TNI/Polri dan TPNPB-PN melalui mekanisme dialog atau perundingan yang demokrasi dalam semangat menghargai harkat dan martabat manusia di Tanah Papua.
- Kami menolak adanya upaya yang dilakukan terhadap segala bentuk ilegal loging, ilegal fishing, ilegal mining dan segala bentuk surat izin inventasi, seperti surat izin Wabu, Intan Jaya dan surat izin kelapa sawit, karena mengganggu ketenteraman warga gereja. (Diskominfo Puncak)