Oleh: Faisal Narwawan|
Papuainside.com, Jayapura—Banyak kisah haru yang disampaikan korban selamat dari kerusuhan Wamena, Senin (23/9/2019) lalu.
Salah satunya kisah Frans Tabuni, Siswa SMP Negeri 1 Wamena yang saat ini dirawat di RSUD Wamena akibat menderita luka bakar.
Cerita Frans Tabuni diabadikan dalam bentuk video yang viral di media sosial. Salah satunya diposting akun Instagram Dinilatiff, Jumat (27/9) pagi.
Dalam unggahan video tersebut, Frans Tabuni menceritakan awal ia menjadi korban dalam kejadian tersebut.
“Saat mau isi nama dan tanggal (kertas ujian) tiba-tiba ada yang lempar kaca sekolah. Semua siswa keluar, saya juga keluar, pada saat saya keluar ada massa yang melempar sekolah, lalu pagar pintu gerbang sekolah dirusak, mereka masuk dan teriak ‘yang merasa monyet keluar’, saya lari kembali ke dalam kelas,,,” ungkap Frans Tabuni dalam video berdurasi kurang lebih 2 menit.
Selanjutnya, kata Frans, ia tak punya pilihan selain ikut perintah massa, yang saat itu terus memaksa agar semua siswa keluar.
Frans yang ketakutan kemudian lari ke pintu gerbang belakang yang saat itu dibuka guru SMP 1 Wamena agar siswa menyelamatkan diri lewat pintu belakang.
“Setelah saya keluar, mereka banyak sekali, jadi saya takut lalu guru-guru buka pintu gerbang yang belakang, saya lari ke belakang,” ujarnya lagi.
Di momen inilah Frans dipaksa untuk bergabung dengan massa yang berakhir pembakaran dirinya.
“Begini ada kaka (kakak, Red), mereka bilang ko (kamu,Red) monyet ka bukan? Lalu sa (saya) jawab, ah tidak kaka sa mo pulang di rumah, lalu mereka bilang lagi tidak bisa, ko harus ikut, sa berontak sambil bilang sa malas lalu coba lari, tapi mereka sudah siram bensin ke tas saya, jadi dari tas api menyebar sampai ke kaki dan bakar saya,” ujanya lagi mengakhiri kisahnya.
Sepenggal kisah Frans Tabuni bukti betapa sadisnya peristiwa tersebut.
Dalam peristiwa ini, massa yang terdiri dari pelajar tersebut juga membakar sejumlah toko, perkantoran dan bahkan kantor bupati setempat. Akibatnya, tercatat 33 orang harus kehilangan nyawa dan 70 lebih alami luka-luka.
Kejadian ini juga membuat ribuan warga Wamena yang ketakutan dan tak miliki tempat tinggal memilih mengungsi ke markas TNI/Polri juga rumah ibadah.
Tak sedikit pula yang memilih mengungsi ke Jayapura yang difasilitasi TNI. **