PAPUAInside.com, JAYAPURA— Bupati Puncak Willem Wandik SE, MSi membantah telah mengeluarkan pernyataan-pernyataan seperti yang beredar di banyak media social maupun media massa yang bernada provokasi untuk perang KSB dan TNI-Polri.
Narasi-narasi yang banyak beredar di media social maupun media massa isinya antara lain “KKB bukan laki-laki hanya pria pengecut” ada juga berita berjudul Bupati Puncak Papua tantang KKB, kalau berani lawan TNI, KKB bukan laki-laki dan hanya segerombolan pengecut, bahkan beredar juga poster-poster yang bertuliskan KKB pengecut kalau mau perang kami siapkan lapangan perang.
Narasi-narasi ini sangat disayangkan Bupati karena disiarkan tanpa ijin dirinya dan juga hanya untuk konsumsi terbatas saat berlangsung pertemuan di Ilaga Bersama tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan aparat keamanan pada 20 April 2021.
Dikatakan bahwa ungkapan-ungkapan disampaikan dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat, pemuda dan perempuan, tokoh agama terkait kondisi keamanan di kabupaten Puncak, Ilaga dan Beoga di Gedung Aula serba Guna Negelar, Ilaga Selasa 20 April 2021 lalu terkait beberapa rentetetan peristiwa penembakan dan pembakaran, bukan untuk dikonsumsi media massa. Kata-kata yang terungkap adalah terkait bagaimana memberikan trouma healing kepada warganya dengan bahasa sehari-hari dalam kontek bahasa local agar bisa dimengerti oleh warga masyarakat sehingga tidak takut lagi.
“Pernyatan-pernyataan yang dirilis oleh oknum tertentu, yang sudah dipublikasikan tersebut itu sama sekali tidak benar, sebab kondisi saat itu saya seorang pemimpin sedangkan warga saya lagi takut, jadi sebagai pemimpin saya harus memberikan penguatan kepada mereka dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh warga. Saya kaget kok kata-kata saya tanpa konfirmasi dengan saya berita sudah keluar gunakan nama saya,” ungkapnya.
Kata Bupati, dirinya sangat paham dengan tugas media, sebagai bukti setelah pertemuan dirinya pun diwawancarai juga oleh oknum humas pihak keamanan tertentu dan dirinya berpikir bahwa hasil wawancara yang keluar di media, ternyata berita yang dipublish terkesan Bupati Puncak mempropaganda atau memprofokasi untuk perang antara KSB dan TNI-POlri.
“Kalau baca berita-berita yang sudah terlanjut tersebar, saya juga kaget sebab bahasa pemimpin itu beda, masa saya sipil mau ajak KSB dan TNI/POLRI perang, pernyataan begitu yang cocok bicara adalah jenderal militer bukan saya, tugas saya adalah bagaimana memberikan rasa aman bagi warga setelah berbagai teror penembakan,” tegasnya.
Dirinya berharap agar berita-berita yang sudah memojokan namanya segera ditarik oleh media bersangkutan sebab membangun di daerah Puncak berhadapan dengan tantangan geografi dan tantangan keamana untuk itu, yang harus dilakukan adalah bagaimana membuat suasana di Ilaga dan Beoga kondusif.
“Berita yang sudah beredar ini, akan salah ditafsir oleh pemerhati Papua, akar rumput, pihak-pihak lain, karena saya bisa dianggap sebagai pemimpin yang ikut memprofokasi, mempropangda untuk perang, padahal saya bukan seperti itu, saya bicara saat itu dalam konteks local, bahasa sehari-hari, agar masyarakat Puncak bisa mengerti, saya harus memberikan kesejukan kepada masyarakat,” tukasnya.
Ditegaskan berita yang sudah terlanjut beredar yang mengajak KSB perang dengan TNI/POLRI itu bukan darinya namun itu ulah oknum-oknum yang sengaja ingin membuat kondisi di Puncak menjadi tidak kondusif lagi.
“Harusnya hasil wawancara saya selesai kegiatan yang ditampilkan, apalagi saya juga punya tim humas dan media mengapa tidak koordinasi dengan mereka, biar berita yang dimuat, lebih memulihkan kondisi di Puncak agar lebih cepat kondusif,” tegasnya.** (Diskominfo Puncak)