Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, menyerahkan sejumlah bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa alat/mesin pertanian (Alsintan) dan sarana produksi pertanian/perkebunan (Saprotan) kepada 5 Kelompok Tani di Kampung Arso Pura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Jumat (3/2/2023).
Masing-masing Kelompok Tani Cahaya Tani (jagung), Kelompok Tani Mekar Jaya (cabai rawit), Kelompok Tani Makmur (cabai rawit), Kelompok Tani Muda Berkarya (cabai rawit) dan Kelompok Tani Rukun Makmur (cabai rawit).
Penyerahan bantuan Alsintan dan Saprotan berupa 5 unit hand traktor, 6 unit alat tanam jagung, 16 unit power sprayer, 4 unit alkon, 6 unit sprinkle, 1 set kincir, serta pupuk dan obat-obatan.
Bantuan tersebut diserahkan langsung Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Thomy Andryas.
Thomy Andryas mengatakan penyerahan bantuan Alsintan dan Saprotan merupakan realisasi PSBI Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Penyerahan bantuan PSBI dirangkaikan dengan panen jagung bersama di lahan seluas 2 hektar.
Thomy Andryas mengatakan penyerahan bantuan PSBI berupa Alsintan dan Saprotan merupakan salah satu contoh dari 7 upaya GNPIP.
Adapun 6 upaya GNPIP lainnya, yaitu operasi pasar murah, subsidi ongkos angkut, gerakan tanam dan replikasi model bisnis, kerjasama antar daerah, digitalisasi data dan informasi, serta koordinasi dan komunikasi melalui High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
Thomy Andryas menjelaskan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagaimana dikutip dari sambutan Gubernur Bank Indonesia bahwa ada 3 ketahanan yang harus terus kita jaga, yaitu ketahanan energi, ketahanan pangan dan digitalisasi.
Menurut Thomy Andryas, Bank Indonesia menginisiasi lahirnya GNPIP sebagai strategi untuk mengatasi tantangan struktural yang ada di ketahanan pangan, yaitu kontinuitas pasokan, disparitas harga antar daerah dan akses pemasaran yang terbatas.
GNPIP telah berhasil menurunkan tingkat inflasi di Provinsi Papua. Inflasi Papua pada Agustus 2022 sebesar 6,50% (yoy) turun menjadi 5,68% (yoy) pada Desember 2022.
Provinsi Papua telah melakukan kick off GNPIP pada 11 Oktober 2022 di Kabupaten Merauke.

Dikatakan kegiatan ini menjadi simbol langkah sinergis antara Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah, yang tergabung dalam TPID, untuk mengatasi inflasi dari sisi penawaran.
Kedepan, ujarnya, Bank Indonesia berharap bantuan yang sudah diberikan dapat digunakan secara optimal dan dirawat dengan baik oleh para penerima bantuan, sehingga mampu meningkatkan produktivitas hasil panen dalam jangka panjang, yang pada akhirnya dapat menjaga inflasi di Papua pada tingkat yang rendah dan stabil.
Bank Indonesia juga berharap sinergi kuat yang sudah terjalin dengan Pemerintah Daerah dapat terus ditingkatkan dan memberikan dampak yang lebih luas terhadap pengendalian inflasi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Program GNPIP yang sudah berjalan sejak tahun 2022 akan terus digalakkan pada tahun 2023. Oleh karena itu, Bank Indonesia siap bekerja sama dengan semua pihak sehingga 7 upaya GNPIP dapat terealisasi di semua daerah.
Ketua DPRD Keerom Bambang Mujiono mengatakan, pihaknya mengapresiasi kolaborasi dalam bentuk menjaga ketahanan pangan, terutama ini adalah tugas bersama. Tak hanya petani, tapi seluruh stake holders terutama peran pemerintah dan peran lembaga-lembaga BUMN maupun aparat keamanan, untuk sama-sama keluar dari pendemi Covid 19.
Dan beratnya himpitan inflasi, maka harus ada opsional dalam pengembangan produk pertanian. Salah-satu yang kita dorong adalah jagung, karena tingkat kesesuaian cuaca dan iklim tropis. Itu anugerah yang luar biasa di Tanah Papua.
“Dan hari ini kita juga bersyukur dengan kolaborasi, bahkan hadirnya perusahaan yang siap menampung hasil produksi jagung. Ini juga bentuk dari kolaborasi untuk kita bisa menciptakan industrialisasi pertanian hulu ke hilir,” katanya.
Dikatakan suksesi industrialisasi pertanian tak kalah pentingnya yakni di bidang mekanisasi, alih teknologi dan transformasi, terutama petani juga harus modern dalam pengelolaan lahan dan optimalisasi panen.
Ketua Koperasi Cahaya Tani Keerom Hendarto Edi Wibowo mengatakan pihaknya menyampaikan apresiasi, khususnya kepada Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, yang telah mendukung kelompok tani, sehingga dapat memotivasi kepada petani untuk memproduksi hasil pertanian.
Hanya saja, terangnya, pihaknya di sektor produksi masih terhambat ketersediaan bibit yang cocok dan pas kepada petani yang masih belum terpenuhi. Kalau di sektor pemasaran masih terkendala fasilitas pengumpulan dari klaster di luar.
“Kami berharap bisa menciptakan bibit sendiri, untuk pemenuhan kebutuhan bibit di Papua, karena ternyata selama ini bibit masih didatangkan dari Jawa,” tandasnya. **