Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena – 500 penari kolosal membentangkan noken hasil rajutan mama-mama di Wamena sepanjang 30 meter dibentangkan di hadapan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Yembise saat pembukaan Festival Lembah Baliem (FBL) di Wamena, Jayawijaya, Papua.
FBL 2019 tersebut berlangsung 6-9 Agustus 2019 dan merupakan festival tahunan yang sudah berlangsung selama 30 tahun.
Noken yang dirajut dari benang asli dan dipintal secara tradisional ini membutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun untuk menyelesaikannya, dengan bahan baku utama pohon Yakik.
Noken hasil karya Mama-mama dari Kampung Waga-Waga tersebut dicatat Museum Rekor Indonesia sebagai noken raksasa. Sebelumnya noken yang dibuat Bank Papua yang memiliki panjang 10 meter merupakan noken terbesar, namun sekarang muncul rekor baru.
“Menurut MURI, noken yang ditampilkan di FBLB dengan ukuran yang terbesar di dunia, di daerah lain belum ada noken dengan ukuran seperti ini, ” ujar Senior Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI) Yusuf Ngadri.
Sementara, Maria Logo, perempuan yang menjadi ketua kelompok pengrajin Noken menceritakan bahwa untuk menyulam noken sebesar ini dibutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun oleh 4 orang dan dilakukan secara swadaya.

Bahan baku pun tidak mudah didapat, mereka harus mencari bahannya di derah Wadangku dan Musima, yang mana di daerah tersebut masih terdapat banyak pohon Yakik yang menjadi bahan utama.
Setelah mendapatkan kulit kayu pohon Yakik bahannya pun masih harus diolah dan dipintal sebelum dirajut menjadi sebuah Noken.
“Sehingga dengan penyerahan noken raksasa ini harapan kami sebagai ibu-ibu janda yang menganyam noken ini pemerintah dapat memperhatikan anak-anak yatim yang ada di Kampung Waga-waga,” tutur Maria.
Di Kampung Waga-waga Distrik Kurulu sendiri terdapat 84 orang anak yatim, hal inilah yang menggerakkan hati Maria Logo dan beberapa rekannya untuk berupaya mencari tempat tinggal yang layak bagi anak yatim melalui noken raksasa yg dirajut.
Sementara itu Bupati Jayawijaya Jhon Richard sangat berterimakasih kepada para pengrajin noken yang telah merajut noken raksasa ini. “Noken ini akan tetap menjadi asset pemerintah dan mungkin dimasukan dalam museum milik pemda,” ungkap Bupati Banua.
Sementara terkait permintaan para pengrajin untuk dibangunkan asrama yatim menurut bupati hal tersebut tentu sangat penting dan ini akan menjadi catatan pemda. (nds)