Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—50.000 umat dari pelbagai suku dan agama dipastikan menghadiri Doa dan Ratapan untuk Pemulihan Papua mengusung Tema Pulihkanlah Negeriku ini bakal berlangsung di Stadion Utama Lukas Enembe, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, Kamis (8/12/2022) mendatang.
Ketua Panitia Pelaksana Doa dan Ratapan untuk Pemulihan Papua Pdt. Dorman Wandikbo, didampingi Anggota DPD RI Dapil Papua, Herlina Murib, ketika menggelar jumpa pers di Kantor Sinode GIDI Sentani, Selasa (6/12/2022) mengatakan kegiatan ini diselenggarakan Ketua Ketua Sinode di Tanah Papua, Ketua Ketua Paguyuban, Ketua Ketua Sekolah Tinggi Teologi (STT), Ketua Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ketua Ketua Asrama di Papua.
Dorman menjelaskan, doa dan ratapan untuk pemulihan Papua ini diprakarsai Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH.
Dikatakan doa dan ratapan untuk pemulihan Papua ini muncul dari hati pemimpin Papua dan Gubernur Papua Lukas Enembe.
“Meski Bapak Gubernur dalam keadaan sakit permanen, tapi beliau sendiri menyampaikan kepada kami, untuk menyelenggarakan kegiatan ini,” ujarnya.
Menurut Dorman, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan dua kata kepada panitia pelaksana. Pertama, orang Papua harus bertobat dan kedua orang Papua harus mampu mengampuni orang lain.
“Kami pimpinan gereja merasa bahwa beliau seorang politikus, tapi ada roh yang bagus, sehingga beliau menyampaikan hal ini. Kami merasa bahwa kata pertobatan dan pengampunan akan terjadi pemulihan di Papua,” tuturnya.
“Jadi kerinduan, niat baik dan dorongan kita untuk semua baik kami dan juga pimpinan sinode bagaimana caranya Papua itu dipulihkan oleh Tuhan, supaya Papua menjadi tanah damai dan kita semua hidup bersama saudara-saudara kita yang lain,” katanya.
Ia menjelaskan, doa dan ratapan untuk pemulihan Papua sebagaimana disampaikan Gubernur Papua bahwa orang Papua saat ini banyak mengalami kesulitan, seperti orang mabuk, ketabrakan kendaraan di jalan raya, emosi tak terkontrol, tak banyak umat yang ikut ibadah.
“Padahal Pulau Papua adalah pulaunya Tuhan, tapi dianggap seperti pulau kafir seperti orang tak ber Tuhan lagi, orang tak mau lagi saling mengasihi satu sama lain, semua baku pukul dan lain-lain,” tuturnya.
Sehingga situasi ini mendorong semua pihak untuk bergerak bersama, untuk menyelenggarakan dan mensukseskan kegiatan ini.
“Jadi kami rasa bahwa mungkin kami usaha ini usaha itu, mungkin kami punya kekuatan ini kekuatan itu, mungkin kami rasa kami bisa disini kami bisa disitu, tapi rupanya semua tak bisa dan harus kembali kepada Tuhan,” terangnya.
Oleh karena itu, tegas Dorman, semua orang di Papua ingin hidup damai, saling menghormati dan toleransi.
“Kami tak pernah ada konflik seperti yang terjadi di Poso, Ambon dan di lain-lain, tapi kami orang Papua adalah satu komunitas yang luar biasa, hidup beragam, hidup bersama sama, menyembah bersama Allah masing-masing. Ini harus dipertahankan,” tandasnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Dapil Papua, Herlina Murib mengatakan pihaknya bersama DPR Papua dan DPR RI mendukung sepenuhnya kegiatan doa dan ratapan, agar terjadi pemulihan di Tanah Papua.
“Kami bersyukur kepada Tuhan, karena senantiasa menjaga, melindungi dan memberkati semua orang yang ada di Papua,” pungkas Herlina. **